Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah tidak terasa sudah sampai pada awal pembelajaran baru tahun 2020/2021. Masyarakat Indonesia mengharapkan adanya perubahan ke arah yang lebih baik, terutama pada masalah pendidikan. Bagaimana tidak? Sudah berbulan-bulan sejak dimulainya muncul pandemi Covid-19 di Indonesia, mereka harus merelakan anak-anaknya harus belajar di rumah secara sederhana, jauh dari sekolah/madrasah mereka masing-masing. Hanya menerima tugas dan materi dari jarak jauh oleh para guru mereka.
Tentu saja lelah, jenuh dan segala hal lain bercampur aduk menjadi satu. Bahkan liburan Idul Fitri dan liburan sekolah hanya sebuah formalitas belaka yang cukup dilalui dengan tidak ada perbedaannya dengan hari yang lain. Bahkan terkadang orang tua juga sudah merasa kehabisan ide, bagaimana cara untuk membuat anak-anaknya menjadi betah di rumah dan mau secara sukarela mengerjakan kewajiban sekolah/madrasah mereka melalui gawai.
Sampai saat ini, di awal pembelajaran 2021/2021, oleh kemendikbud, ternyata belum ada perubahan kebijakan yang signifikan. DIkarenakan tren penyebaran Covid-19 di Indonesia cenderung naik dari hari ke hari. Ribuan orang yang positif terkena virus muncul setiap hari.
Untuk mengantisipasi hal itu, MTs Al Uswah yang merupakan madrasah di bawah kementerian agama telah mengambil kebijakan. Atas keputusan dari Kepala Kanwil Departemen Agama Kab. Semarang, maka disepakatilah model pembelajaran untuk siswa dan siswi di awal semester ini berupa full daring (dalam jaringan).
Dan lebih khususnya lagi, untuk pembelajaran 2 arah antara guru dan siswa dipilihlah model aplikasi Google Classroom. Yang mana dengan aplikasi ini, berbagai macam bentuk materi dan penugasan sudah bisa dilakukan untuk memaksimalkan kebijakan ini. dari model penugasan catatan, gambar, suara, video semuannya ada. Dan penilaian yang diambil pun bersifat transparan, sehingga peserta didik dapat mengetahui nilai riil mereka satu sama lain. Sehingga diharapkan pula dapat mengantisipasi adanya ketidak percayaan terhadap peserta didik maupun orang tua/wali mereka terhadap guru/madrasah.
Konsekwensi pembelajaran daring ini akan membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap berbagai pihak. DIsisi pendidik, mereka akan meningkatkan skill terhadap teknologi baru khususnya dalam bidang pembelajaran daring. Dan pada peserta didik juga sama, mereka lambat laun akan terbiasa dengan terknologi baru dalam bidang pembelajran daring ini.
Namun kekurangan pasti ada dalam sebuah kebijakan. Kembali lagi pada masalah kesiapan secara materiil. Ketika role model ini diberlakukan di daereh yang maju secara ekonomi dan infrastrukturnya, mungkin tidak mengalami banyak kendala. Namun ketika diberlakukan di daerah yang kurang maju secara perekonomian dan infrastruktur, sepertinya menghadapai banyak kendala yang mengganggu. Seperti jaringan internet yang lemah atau bahkan tidak ada, sampai pada kepemilikan gawai yang pasti akan menghambat komunikasi 2 arah antara guru dengan siswanya.
AKhirnya, keputusan apapun yang diambil oleh pengampu kebijakan pendidikan harus kita dukung dan syukuri bersama. TIdak ada pihak tertentu yang perlu merasa disalahkan, walaupun kita semua tahu imbasnya yang paling utama adalah siswa yang harus segera menyesuaikan diri terhadap model pembelajaran yang baru dengan dukungan penuh dari orangtua /wali mereka tentunya. Namun harapan akan selalu ada. Kita tidak boleh berhenti berharap terhadap Allah SWT bahwa pandemi Covid-19 atau Corona ini semoga cepat berakhir.
Selamat datang siswa baru.
Selamat datang era baru pendidikan.
Selamat datang model pendidikan baru.
Wassalamualaikum wr.wb
(mrlutvie)